PMS (Pre-Menstrual
Syndrome3)
Hai
ladies!!! Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan PMS? Apakah kamu sering merasa
apabila masa datang bulan kamu merasa lebih capek dari boasanya? Lebih susah
mengontrol emosi? Cepat marah? Sensitif? Kram perut? Lemas?
Nah, di halaman ini kita akan
membahas tentang PMS. Apakah PMS itu ? apasih tanda tanda dari PMS? Dan
bagaimana cara mengobatinya.
Setiap
perempuan mengalami perubahan fisik dan emosi yang berbeda-beda selama fase
premenstruasi. Sebagian besar merasakan gejala yang ringan dan cukup dapat
ditolerir, yang timbul beberapa hari menjelang menstruasi, seperti misalnya
perut kembung, perasaan murung, nyeri payudara, insomnia, keinginan untuk
mengkonsumsi makanan tertentu Hal
tersebut adalah respon alami tubuh terhadap perubahan hormonal dan perubahan
fisiologis lain yang terjadi pada perempuan pada masa reproduktif. PMS adalah Kejadian
siklik yang merupakan kombinasi dari gejala fisik dan emosi (mood) yang terjadi
selama fase luteal siklus menstruasi.
Siklus
menstruasi berlangsung sekitar 15-45 hari, dengan rata-rata 28 hari. Pada
siklus menstruasi terdapat siklus ovarium dan siklus endometrium.
Siklus ovarium terbagi menjadi dua
fase, yaitu :
1)
Fase folikular
Setelah terjadi pelepasan endometrium, maka FSH
merangsang pertumbuhan beberapa folikel primordial dalam ovarium. Biasanya
hanya satu folikel yang berkembang menjadi folikel deGraaf, sedangkan yang
lainnya mengalami degenerasi. Folikel tersebut terdiri dari sebuah ovum dan dua
lapisan sel yang mengelilingi. Lapisan bagian dalam terdapat sel granulosa yang
menyintesis progesteron untuk disekresikan ke dalam cairan folikular pada paruh
pertema siklus menstruasi. Fungsi progesteron sebagai prekursor sintesis
estrogen oleh lapisan sel teka interna. Dalam folikel deGraaf oosit primer
mengalami proses pematangan. Pada fase ini disekresikan estrogen dalam jumlah
besar. Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan LHRH melalui
mekanisme umpan balik positif.
2)
Fase luteal
Pada fase ini jumlah LH meningkat yang kemudian
merangsang ovulasi dari oosit yang matang. Kemudian oosit terlepas dari folikel
deGraaf. Lapisan granulosa yang banyak mengandung pembuluh darah pada folikel
deGraaf mengalami luteinisasi menjadi korpus luteum yang berwarna kuning pada
ovarium. Korpus luteum menyekresi estrogen dan progesteron yang makin lama
makin meningkat jumlahnya (Hillegas, 2007).
3)
Fase proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal
3,5 mm. Fase ini berlangsung selama sepuluh hari, kira-kira hari ke-5 sampai
hari ke-14 dari siklus menstruasi.
4)
Fase sekresi
Fase ini terjadi sesudah ovulasi yaitu pada hari
ke-14 sampai hari ke-28. Pada fase ini ketebalan endometrium hampir sama dengan
fase proliferasi. Bentuk kelenjar menjadi panjang, berkelok-kelok, dan
mengeluarkan getah. Fase sekresi terbagi menjadi dua yaitu :
a)
Fase sekresi
dini
Dalam fase ini endometrium kehilangan cairan
sehingga sedikit lebih tipis dari fase sebelumnya. Dapat dibedakan menjadi
beberapa lapisan yaitu :
(1)
Stratum basale,
yaitu lapisan bagian dalam endometrium yang berbatasan dengan lapisan
miometrium.
(2)
Stratum
spongiosum, yaitu lapisan tengah yang berbentuk anyaman seperti spons. Pada
lapisan tersebut terdapat banyak kelenjar yang melebar dan berkelok-kelok
dengan sedikit stroma.
(3)
\Stratum kompaktum,
yaitu lapisan bagian atas yang bersifat padat. Terdapat saluran kelenjar yang
sempit, lumen yang berisi secret, dan stroma yang edema.
b)
Fase sekresi
lanjut
Ketebalan endometrium dalam fase ini adalah 5-6 mm.
Endometrium banyak mengandung pembuluh darah yang berkelok-kelok. Fase ini
sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum.
Bagaimana dengan tanda da gejala dari PMS? PMS tidak selalu memebrikan dampak negatif, pada
beberapa individu PMS bisa memberikan dampak positif. Hal ini dikarenakan siklus
PMS dipengaruhi oleh siklus hormon dan kondisi fisik dan psikis seseorang. Variasi
siklus hormon dan kondisi fisik inilah yang menyebabkan perbedaan tanda dan
gejala PMS pada masing-masing individu. Gejala PMS bisa saja bersifat kronis
hingga individu tersebut menopause, namun pada beberapa individu PMS akan
hilang seiring bertambahnya umur. Beberapa tanda dan gejala yang timbul akibat
PMS:
Ø Dampak Positif: :
-
Meningkatnya energi
-
Meningkatkan
libido
-
Meningkatkan kewaspadaan
terhadap diri sendiri.
Ø Dampak Negatif :
-
Lelah
-
Sensitif
-
Mood swing atau
emosi yang labil
-
Depresi dan mudah
stres
-
Susah untuk
konsentrasi
-
Perut bagian
bawah terasa penuh
-
Sakit kepala
-
Mual atau
mengalami sakit pada saluran pencernaan
-
payudara bengkak
Bagaimana
cara mengatasi atau mengurangi gejala dari PMS?
Berikut beberapa terapi yang
mungkin dapat dilakukan sendiri atau biasa disebut dengan swamedikasi oleh
pasien yang mengalami PMS:
1.
Terapi
Farmakologi (dengan bantuan obat-obatan)
-
Mengonsumsi obat
yang memiliki efektifitas analgesik atau penghilang nyeri. Seperti Parasetamol, ibuprofen, asam mefenamat.
-
Mengonsumsi Vitamin
D, E, B6 untuk menambah nutrisi saat PMS.
Vitamin B6 (pyroxidone)
Maksimal 100 mg/hari untuk menghindari neuropati.
Vitamin E efektifitasnya
dalam mengurangi bengkak pada payudara masih diragukan, banyak peneliti yang
menyimpulkan apabila dengan mengonsumsi 400mg/hari Vit. E dapat mengurangi
bengkak pada payudara.
Vitamin D dan Kalsium
dikonsumsi 600 mg/2 kali sehari untuk mengurangi efek emosional dari PMS.
-
Mengonsumsi mineral
Mg
Mengonsumsi magnesium
dengan dosis 360 mg/hari saat PMS dapat mengatasi masalah defisiensi Mg pada
saat PMS karena banyak penelitian menunjukkan pada saat PMS kandungan Mg pada
sel darah merah menurun.
2.
Terapi non-Farmakologi
(tanpa obat-obatan)
-
Melakukan terapi
relaksasi atau meditasi pada diri sendiri untuk mengontrol emosi dan
memanajemen mindself.
-
Melakukan olahraga
yang teratur karena dengan melakukan olahraga yang digemari dapat mengurangi
stres
-
Mengonsumsi
makanan yang memiliki gizi penuh.
pms dan cara mengatasinyapms dan cara mengatasinya


No comments:
Post a Comment